Lempar Selendang Komring
Rabu, 2 Juli 2025 14:57 WIB
Tradisi keluarga, menari, menyambut tamu, dan lempar selendang khusus untuk muda-mudi.
Saat sepupu laki-laki saya menikah, akan ada acara di pagi dan malam hari. Saya pun dengan sepupu-sepupu perempuan mempersiapkan diri berlatih menari di acara pagi hari. Hal ini sudah menjadi kebiasaan di kelurga saya. Jika kakak laki-laki menikah akan ada sesi kami yang kecil-kecil ini menari. Kami akan menari Tari Pagar Pengantin.
Kemudian, sebelum menjelang hari pernikahan akan ada acara pada malam harinya untuk muda-mudi. Acara pada malam hari yang hanya bisa dihadiri oleh muda-mudi yang sudah selesai sekolah. Saat itu dimana saya dan sepupu perempuan lainnya sedang berlatih menari dengan mempelai wanita yang sudah berdandan cantik dan rapi. Mulailah kami berlatih sehingga dimana pengantin perempuan dipanggil untuk keluar dan disitu selesai juga latihan menari kami. Saat itu pun kami keluar dan mengikuti pengantin perempuan yang tidak tau mau dibawa kemana. Dari kejauhan kami sudah melihat keramaian dan sedikit lagi sampai dikeramaian tersebut kami di berhentikan kakak sepupu laki-laki yang lain.
“Kenapa kalian kesini, sana pergi kalian itu masih kecil mau ikut acara ini” ucap kakak sepupu laki-laki.
Kami pun langsung menjauh dari acara dan melihatnya dari kejauhan. Disitu kami melihat acaranya tertawa, karena melihat wanita/laki-laki tidak ingin satu sama lain memegang selendang itu. Namun, ada suatu hal yang kami binggungkan selama kami menonton acara tersebut. Ada banyak balon warna-warni yang digantung, lalu dipecahkan untuk membaca kertas yang ada didalam balon.
Lalu kami pergi sebelum acara selesai karena hari semakin malam. Kami pun memutuskan naik keatas dan masuk kedalam kamar untuk tidur. Ternyata, saat dikamar kami bercerita sampai lupa waktu yang dimana jam sudah menunjukkan 22:35 WIB. Kemudian kami keluar kamar ingin membuang air kecil dan minum. Disitu kami mendengar suara motor yang banyak berhaburan dan saat kami keluar dari rumah ternyata acara sudah selesai. Sumber suara motor tersebut dari motor laki-laki yang ingin mengantar pulang perempuan ke rumah mereka masing-masing.
Keesokan harinya akad nikah pun mulai dan setelah akad nikah disambung dengan kami yang menari dengan pengantin perempuan dimana itu disebut penyambutan untuk para tamu yang telah hadir. Selesai kami menari acara dimulai dan saya melihat dimana ada pengantin menyanyi lalu disawer oleh para tamu, pemberian gelar dan banyak lainnya. Selesai acara pernikahan itu, kami sekeluarga segera pulang menuju kerumah masing-masing.
Pada malam hari di rumah sesudahnya makan bersama disitu saya bertanya kepada kakak perempuan saya.
“Kak, aku mau tanya kemaren malam itu acara apa kak?” tanya saya dengan muka binggung.
“Itu acara lempar selendang dek yang sering kita sebut sebagai miyah-miyah. Tapi, di daerah lain seperti muncang kabau menyebutnya ningkuan” jawab kakak perempuan.
“Ohh, emang lempar selendang itu acara apa kak?” tanyaku lagi kepada kakak perempuan.
“Lempar selendang itu adalah acara muda-mudi yang diselenggarakan oleh calon pengantin laki-laki sebelum hari H akad nikah. Acara itu dibuat untuk membuat calon pengantin merasa bahagia karena jika sudah menikah tidak boleh ikut acara lempar selendang lagi” jawab kakak perempuan.
“Terus gimana perjalanan acara lempar selendang dari awal sampai selesai kak?” tanyaku lagi sambil senyum.
“Awalnya panitia/Mc memilih satu perempuan dan laki-laki untuk suit. Lalu jika perempuan yang kalah maka panitia akan melemparkan 6 selendang di perempuan untuk menentukan siapa yang akan maju untuk mendapatkan hukuman. Namun, saat panitia melemparkan selendang yang akan diiringi musik. Lalu, siapa yang mendapatkan selendang pertama masih bisa melemparkan selendang ke yang lain sebelum musik berhenti.
Jika musik sudah berhenti siapapun yang memegang selendang tersebut maka dialah yang akan maju untuk mendapatkan hukuman. Dari mereka nanti akan dipilih salah satu untuk memecahkan balon berisi tulisan bahwa mereka akan mencari pasangan yang sesuai dengan tulisan pada kertas tersebut yang biasanya berisi hukuman untuk mencari laki-laki yang berpakaian hitam, memakai jam dan yang laiinya.
Sebaliknya juga jika laki-laki yang kalah mereka akan memecahkan balon yang berisi tulisan untuk menentukan mereka harus mencari perempuan yang sesuai yang ditulis tuan rumah sebelumnya. Saat perempuan tersebut sudah memilih pasangannya sesuai perintah salah satu mereka akan memecahkan balon lagi untuk mendapatkan hukuman, seperti suap-suapan, gombal, pantun romantis untuk pasangan tersebut dan banyak lainnya” jawab kakak perempuan dengan jelas.
“Ohh,,, gitu ya kak” jawab saya sambil tertawa kecil.
Saya pun langsung pergi masuk ke dalam kamar dan langsung terlintas bahwa memang acara lempar selendang itu hanya di berkhususkan untuk muda mudi yang sudah selesai pendidikan tingkat SMA.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Lempar Selendang Komring
Rabu, 2 Juli 2025 14:57 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler